Rabu, 29 Desember 2010

MENGENANG MASA MUDA KELUARGA BESAR

Orang paling males dan nggak bersemangat kalo di ajak pergi di rumah itu aku. Apalagi kalo perginya cuman satu hari aja, malah nggak nafsu. Soalnya capek banget pastinya. Nggak cuma itu, aku paling nggak suka duduk berjam-jam di atas mobil. Panas…Hiks…Hiks…Tapi liburan natal ini keluarga besar dari ibu aku berencana liburan di rumah bude aku yang ada di Sidoarjo. Sekalian acara lamaran kakak sepupuku. Sebenarnya aku males banget ikut, mending di rumah. Tidur sepuasnya, dan bebas melakukan apa aja. Tapi ayah sama ibu maksa banget buat aku ikut. Soalnya di rumah nggak ada orang. Kakak aku lagi ikut penataran, makanya aku disuruh ikut. Dan apa boleh buat akhirnya aku pun ikut.
Tepat pukul 07.30 pagi kami berangkat. Berangkat dengan menggunakan mobil kijang kesayangan ayah. Sekitar sembilan orang yang ikut. Bayangin ya gimana penuhnya mobil. Belum lagi, barang-barang yang dibawa buat sasrahan. Penuh…penuh…penuh… Tapi aku tetep aman dan tentram soalnya aku duduk di depan dekat ayah, jadi dapat tempat yang paling luas. Hehehe.
Perjalanan agak membosankan. Namun, aku tetep menikmati kog. Apalagi waktu di tol. Mengingatkanku tentang tahun baru yang lalu. Merayakan tahun baru di tol waktu malam hari. Tol Surabaya-Sidoarjo juga. Asyik banget, kita bisa lihat banyak lampu dari atas tol. Apalagi angina malam menambah dingin suasana. Arus lalu lintas siang itu agak ramai dan lancar tentunya. Sempat terjadi pertengkaran waktu salah ambil jalan. Tapi it’s okay. No problem. Everything gonna be all right.
Sampai di rumah bude aku, aku memilih untuk tidur dengan pulas. Tapi sebelum itu ngisi bensin dulu. Makhlum cacing di perut aku udah pada demo untuk di kasih makan. Hahaha. Dengan lauk seadanya aku lahap semua yang ada di piringku. Baru setelah itu aku memejamkan mata ini yang lelah. Nggak terasa aku tidur sampe jam tiga sore. Dan semua orang telah siap untuk pergi ke rumah calon mempelai wanita kakak sepupu aku. “Cepet sana ndang mandi” perintah tante aku. Karna tenaga aku belum sepenuhnya terkumpul dan aku lagi males mandi, jadinya aku bilang aja “Aku nggak ikut ah tante. Males banget nih. Jadi, aku di rumah aja sama bude”. “Ya udah kalo gitu” jawab tanteku. Saat itu juga semuanya segera berangkat dengan kijang ayahku.
Setelah itu, aku membantu jualan di toko bude. Bude buka toko kecil-kecilan. Yang dijual kayak snack, bumbu-bumbu dapur, mainan anak-anak, tabung elpiji, nerima laundry juga, dll. Yang beli juga banyak. Paling banyak anak-anak kecil sih. Soalnya kan di kompleks perumahan jadi anak kecilnya banyak banget. Hehehe. Tapi enak lho jualan, dulu ayah sama ibu pernah buka toko di rumah. Nggak diterusin sih, saolnya nggak ada yang jaga. Lagian, orang rumah juga udah capek kalo pulang dari kerja. Itung-itung nostalgia dah.
Adzan magrib berkumandang dan orang-orang yang pergi tadi udah pulang. Segeralah semuanya bercerita tentang apa yang ada di sana. Tentang sambutan dari pihak wanita yang cukup meriah, sama acara ramah tamah. Aku dan sepupu aku yang juga seumuran sama aku hanya bengong dan dengan baik mendengarkan. Malam pun semakin larut, aku memilih tidur meskipun sebenarnya aku nggak tidur. Pura-pura tidur tepatnya, soalnya mana bisa aku tidur kalo ayah, ibu, bude, tante, paman-paman aku berbincang-bincang dengan volume suara agak keras.
Aku mendengar betul pembicaraan mereka. Tetang masa muda mereka dulu. Tentang paman aku yang suka nyembunyiin puntung rokok di saku bajunya, tentang hobi mereka yang suka manjat pohon asem trus dimakan rame-rame, tentang perjuangan ke sekolah yang jauh dari rumah, tentang peristiwa hilangannya om aku yang diculik sama orang tak di kenal, tentang kakek aku yang katanya keras dalam mendidik anak-anak, tentang sungai di dekat rumah nenek yang mempunyai kenangan bagi mereka, tentang masakan-masakan enak nenek, dan aku tak lagi mendengar karna aku tak berdaya melawan kantuk yang luar biasa.
Keesokan harinya kamipun bersiap pulang. Sekitar pukul 10 siang kami pamit pulang. Tak afdol rasanya kalo udah ke Sidoarjo tapi nggak ke Tanggulangin. Pusat oleh-oleh tas dan sepatu. Kamipun shopping di sana. Mumpung ayah dan ibu ikut, aku minta sepatu sama sandal. Sebenarnya nggak minta sih, cuman pengen aja tapi ayah bilang ambil aja kalo mau. Ya udah deh, dengan semangat aku memilih sepatu yang cocok dan pas di kantong juga pastinya. Kalo sandal aku milih yang enak plus murah. Hehehe. Selesai shopping kamipun segera melanjutkan perjalanan pulang.
Dalam perjalanan pulang kami bertemu dengan anak-anak punk yang lagi numpang di atas truk air yang tepat berada di depan mobil kami. Seisi mobil jadi heboh sama anak-anak punk. Apalagi sama dandannya anak-anak punk yang nge-punk abis. Ada yang rambutnya di buat kayak duri. “Lincip-lincip ngunu piye lek ngramasi” celetuk ibu aku. “Walah tangane digambari” sambung paman aku. Kamipun tertawa mendengar ocehan-ocehan ibu dan paman aku. Tapi aku terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Apalagi aku udah pernah nonton film Punk In Love yang diperankan idola aku Vino G.Bastian. Lagian kita hidup di negera yang demokrasi. Semua berhak menjadi apa yang mereka inginkan, asal masih dalam peraturan yang ada. Hehehe.
Hmmm….liburan yang cukup menyenangkan dengan keluarga besar ibu aku. Banyak cerita yang belum aku tahu, sekarang aku menjadi tahu. Aku bisa mengetahui berbedaan tentang kehidupan masa lalu dan masa sekarang. Tambah satu pengalaman lagi deh.

Tidak ada komentar: