Senin, 29 Desember 2008

Refreshing


Kemarin (28/12) aku beserta keluargaku pergi ke rumah saudara tertua ibuku. Kami berangkat sekitar pukul 10.00 WIB karena paginya bapak dan ibuku masih ada acara yang tidak bisa untuk ditinggalkan. Senang sekali bisa jalan-jalan sekaligus cuci mata. Pemandangan yang tersaji mulai dari masuk desanya sampai rumahnya indah banget. Tanaman padi yang masih hijau bagai hamparan lapangan golf yang luas. Jalan-jalan yang belum ramai membuatku sangat menikmati pemandangan ini. Namun, jalannya masih ada yang berlubang jadi harus hati-hati apalagi kemarin hujan mulai dari pagi hari sampai sore hari. Nama dari saudara tertua ibuku adalah Surijah jadi aku dan kakaku memanggilnya Dhe Su. Beliau baru saja pulang dari Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.
Setelah sampai di depan rumahnya kami langsung turun dari kendaraan dan masuk ke dalam rumah. Rumahnya sangat sepi karena beliau tinggal sendirian, anak-anaknya ada yang sudah meninggal dan ada juga yang sudah tinggal sendiri. Aku juga sempat heran kenapa beliau tidak tinggal bersama anak-anaknya daripada di sini sendirian. “Wis maem opo rong? Ndang maem lawoh tempe goreng” tutur beliau. “Wis bar sarapan ning omah” ucap ibuku. “Eeee….yo wis nek ngono” kata Dhe Su. Kami disuguhi air zam-zam dari Mekkah dan beberapa kurma. Setelah itu beliau bercerita tentang bagaimana kegiatan beliau di Mekkah.
Jam di dinding sudah pukul 13.00 WIB kamipun memutuskan untuk sholat dhuhur. Setelah melaksanakan kewajiban sebagai umat Islam kami melanjutkan perbincangan yang tertunda tadi. Namun, aku sudah tidak kuat lagi menahan rasa ngantuk yang luar biasa. Maklumlah malam hari sebelumnya habis bergadang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sudah mulai menumpuk dan harus segera dikerjakan. Aku putuskan untuk tidur di kamar tidur beliau. Kamar beliau tidak terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil. Aku tertidur pulas sampai-sampai sudah pukul 14.15 WIB. Aku dibangunkan bapakku karena kami akan melanjutkan perjalanan lagi ke rumah tante dan om ku yang kebetulan rumahnya tidak begitu jauh. Kami sekeluarga berpamitan untuk pulang. Sebelum pulang aku, kakak, dan ibuku diberi jilbab. Selain itu aku diberi jam tangan berwarna emas dari beliau.
Beberapa menit kemudian kami telah sampai di rumah tante dan om ku. Aku paling suka di rumah tante dan om ku ini karena ada dua keponakanku yang lucu-lucu, cewek sama cowok lagi. Yang cewek sekarang duduk dibangku TK sedangkan adiknya belum sekolah. Tepat pukul 15.00 WIB ada tukang penjual mie ayam lewat. Dan kamipun makan mie ayam di depan rumah sambil lesehan. Meskipun di desa tapi mienya enak banget, murah lagi cuma Rp 2.000 per porsi. Pukul 16.00 WIB kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Pemandangan sore hari justru lebih menarik karena langit sore terlihat lebih indah di atas hamparan lapangan golf yang hijau. Keren banget deh pokoknya.

My Mother


Ibu adalah seseorang yang sangat berharga dalam hidupku. Beliau telah mengandungku selama sembilan bulan, membawaku kemanapun beliau pergi tanpa mengeluh. Beliau merawatku dengan sepenuh hati dan setulus jiwa, tanpa mengharapkan imbalan apapun. Ibu...oh ibu… Betapa berdosanya diriku saat aku membuat hatimu terluka oleh perkataan dan perbuatanku. Padahal beliau selalu menyiapkan makananku setiap hari, mencuci baju seragamku dan memperingatkanku jika aku sedang salah. Sampai sekarang aku belum bisa membuat kedua orang tuaku bahagia. Namun, aku akan selalu berdo’a dan berusaha agar aku dapat mencapai cita-citaku dan membuat orang tuaku bahagia dan bangga terhadapku. Satu senyuman dari mereka itu sangat berharga bagiku. Kebahagiaan mereka sama dengan kebahagianku. Tanpa mereka aku tidak akan bisa jadi seperti sekarang.
Walaupun terkadang ibuku suka marah-marah, dan suka ngomel-ngomel tapi beliau tetap ibuku yang terbaik dan tak akan pernah tergantikan oleh siapapun di dunia ini. Aku juga mengerti bahwa apa yang telah beliau lakukan dan berikan itu semua adalah yang terbaik untukku dan kakakku. Tak ada yang bisa mengalahkan ibuku tercinta. Masakannya yang enak, perilaku yang disiplin tinggi, dan ketaatan beribadahnya. Aku yakin dan percaya seluruh ibu yang ada di dunia ini sangat mengharapkan kebahagiaan dan keberhasilan putra dan putrinya dan akan selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Oleh sebab itu, jangan pernah kita lupa dengan orang tua kita. Karena terlalu besar pengorbanan yang telah mereka berikan kepada kita. Jangan pernah mengecewakan kedua orang tua kita. Lakukan dan berikan yang terbaik untuk mereka.

Nulis=Uang

Aku punya pengamalan sama yang namanya menulis dan aku ingin menceritakan pengalamanku tentang tulis menulis. Menurutku nulis itu hal yang membosankan. Namun, dengan nulis itulah aku bisa mendapatkan uang. Dulu waktu aku masih di sekolah dasar aku sering diminta sama guruku untuk menulis nilai dan aku menjabat sebagai sekretaris. Dari situ aku suka menulis karena waktu nulis nilai itu aku mendapatkan upah, mesti tidak begitu banyak tapi lumayan sih buat beli jajan. Ngomong-ngomong soal tulisanku memang sih tulisanku tidak begitu bagus tapi juga tidak jelek jadi menurutku tulisanku itu yang sedang-sedang saja kayak lagunya Veti Vera. Kalo waktu di sekolah menengah pertama aku tidak menjabat sebagai sekretaris lagi tapi sebagai absensi jadi nulisnya jarang dapat upah. Aku paling senang kalo musim rapotan karena tante aku yang jadi wali kelas biasanya menyuruh aku untuk menulis nilai di rapot dan pastinya ada upahnya dong?. Satu rapot biasanya seribu kalo satu kelas muridnya ada lima puluh ya tinggal kalikan aja. Lumayan lah bisa buat beli sesuatu.
Selain musim rapotan ada juga yang aku senangin yaitu musim ajaran baru. Ibuku adalah seorang karyawan TU di salah satu sekolah menengah pertama di Bojonegoro. Kalo tahun ajaran baru pasti ada murid baru dong dan aku mendapatkan tugas untuk menulis buku induk. Seperti tahun kemarin aku juga menulis buku induk, satu lembar upahnya seribu lima ratus. Sekarang aku juga akan menulis buku induk lagi, upahnya tetap sama tinggal di kalikan dua ratus karena muridnya tahun ini ada dua ratus siswa, dapatnya tiga ratus ribu. Wuih bisa bayangin nggak?. Sebagai seorang pelajar dapat uang sebanyak itu dengan hasil keringat aku sendiri lagi. Niatnya sih mau aku tabung buat beli handphone. Meski nggak bisa langsung beli sekarang kan bisa ditambah sama tahun depan sambil nunggu harga handphone turun. Sekarang aku belum butuh sama yang nama hp. Kalo butuh sms temanku aku pinjem hpnya bapakku jadinya nggak beli pulsa banyak-banyak. Mau dibilang kunolah atau apalah terserah, aku nggak ambil pusing kok. Biarin aja orang mau bilang apa ibaratnya anjing menggonggong kafilah berlalu. Buat yang nggak punya hp jangan kayak anak kecil, merengek-rengek sama orang tua minta beliin hp kalo nggak ngambek, nggak banget deh.
Selain nulis kayak aku ada juga nulis yang bisa jadi uang. Misalnya nulis berita, nulis buku, atau nulis novel. Meskipun uangnya nggak begitu besar tapi dengan nulis sesuatu yang menghasilkan sesuatu juga pasti kita akan merasa bangga. Kita juga bisa nulis apa saja yang ada di hati kita atau tentang sesuatu yang sedang terjadi sama kita pasti kalo sudah selesai nulis pasti beban yang ada di dalam diri kita akan sedikit berkurang. Jadi, nulis juga bisa dijadiin media untuk curhat. Meluapkan semua yang ada di benak kita dengan menulis.

Rabu, 10 Desember 2008

Sang Pemimpi

Sang Pemimpi, novel kedua dari Andrea Hirata setelah Laskar Pelangi. Novel yang menceritakan tentang masa-masa SMA seorang Andrea Hirata bersama dua orang sahabat. Masa-masa SMA yang menegangkan, menyedihkan, dan juga membahagiakan, sama halnya seperti yang ditulis oleh seseorang yang tengah mengejar mimpinya untuk tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya. Novel yang telah berhasil membuat saya terhipnotis pada isi cerita dan membuat saya tertawa terpingkal-pingkal, dan membuat saya tidak mampu membendung air mata. Benar-benar novel yang perlu dibaca oleh para generasi muda yang sedang mengejar cia-cita. Dan novel ini special dipersembahkan kepada Ayahnya Seman Said Harun.
Di dalam novel ini menceritakan tentang tiga orang pemuda dalam mengejar mimpi-mimpinya. Tiga orang pemuda tersebut adalah Ikal, Arai, dan Jimbron. Mereka rela bangun pukul tiga pagi untuk mendapatkan upah dari pekerjaan mereka sebagai kuli ngambat (tukang kuli ikan) di dermaga. Dengan kesabaran mereka menjalani segalanya dengan ikhlas dan sabar. Ikatan persahabatan mereka pun sangat kuat. Jika ada salah seorang dari mereka mengalami kesusahan mereka akan saling membantu. Arai adalah sepupu jauh Ikal. Ia hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meningggal dunia saat ia masih kecil dan diasuh oleh ayahnya Ikal dan menjadi sahabat sekaligus saudara Ikal. Ia dulu tinggal di gubuk yang beratap daun berdinding lelak. Arai juga sangat taat pada agama dan mengajinya pun fasih. Aku sangat kagum dengan pribadi Arai. Ia telah belajar menguatkan dirinya, memiliki ide-ide yang gila, dan aku tidak bisa meneruskan kata-kataku karena terlalu banyak pribadi-pribadi Arai yang membuatku membuka mata dan hatiku lebar-lebar untuk mengerti arti hidup ini. Adapun Jimbron anak tertua dari tiga bersaudara. Namun, nasibnya tak kalah jauh dari Arai, kedua orang tuanya telah tiada tapi seorang pendeta Geovanny, sahabat keluarga Jimbron mengasuh Jimbron sedangkan kedua adiknya di asuh oleh bibinya di Pangkal Pinang. Sejak ayah Jimbron meninggal ia menjadi gagap bicara. Ia adalah penggila kuda, dan ia selalu santai, senang, ikhlas mengejarkan segala sesuatu dan pantang menyerah. Untuk yang lebih lanjut baca novelnya ya!.
Dalam novel ini aku yakin pada kekuatan mimpi, karena Tuhan tau dan mendengarnya. Aku tanamkan cita-cita yang tinggi dan aku jadikan itu sebagai arah tujuanku untuk masa depan. Akan aku lakukan yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada kedua orang tuaku. Aku malu sekali pada diriku sendiri, aku belum memberikan apa-apa yang berarti kepada kedua orang tuaku yang selalu merawat dan mengasihiku. Mereka telah membanting tulang dari pagi sampai sore hanya untuk membiayai aku dan kakakku sekolah. Dan mereka hanya mengharapkan kedua putrinya berhasil. Aku menangis dan menangis tak mampu ku bendung lagi air mata yang sudah di pelupuk mata. Dari novel ini aku belajar untuk berusaha memberikan yang terbaik untuk kedua orang tuaku. Akan aku buat mereka bahagia dan bangga kepadaku. Dan aku akan selalu mengingat perkataan Arai yang diucapkannya untuk Ikal dan telah membangun kepercayaanku lagi untuk mimpiku, “Kita tak’kan pernah mendahului nasib!”. Intinya aku tidak boleh menyerah dan putus asa karena kita tak kan pernah tau apa tengah direncanakan oleh Tuhan besok.

LasKar PelanGi

Sepanjang saya membaca novel baru kali saya menemukan novel yang sangat unik. Novel yang bisa membuat para pembacanya terbius dengan keindahan tulisannya. Cerita yang ada di balik novel ini juga sangat menarik bukan lagi menyangkut masalah anak muda tapi mengangkat kisah tentang perjuangan sebelas anak Belitong dalam menggapai cita-citanya. Andrea Hirata adalah pengarang dari novel yang mendapatkan gelar best seller ini. Dia adalah mahasiswa lulusan Universitas Indonesia jurusan ekonomi. Lewat tangan pemuda yang pernah mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk study master of science di Universite de Paris, Sorbonne. Prancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom inilah lahir novel yang berjudul “Laskar Pelangi”. Ia menulis novel ini untuk dipersembahkan kepada gurunya Ibu Muslimah Hafsari dan Bapak Harfan Effendy Noor, serta sepuluh sahabat masa kecilnya para anggota Laskar Pelangi. Novel yang sekarang lagi hangat-hangatnya dibicarakan masyarakat karena keindahan cerita yang diangkat adalah cerita kehidupan Andrea Hirata saat ia masuk sekolah dasar sampai mendapatkan pekerjaan dan juga cerita tentang sahabat-sahabatnya.
Laskar Pelangi sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan sebelas anak Belitong dalam menggapai cita-citanya. Sebelas anak tersebut adalah Ikal, Lintang, Mahar, A-Kiong, Syahdan, Sahara, Trapani, Kucai, Harun, Borek, dan Flo. Mereka mempunyai karakter yang berbeda-beda dan sangat menarik. Misalnya Lintang seorang kuli kopra cilik yang genius dan ia harus bersepeda pulang-pergi dari rumahnya menuju sekolah yang berjarak 80 km untuk mendapatkan ilmu. Terkadang ia hanya bisa menyanyikan lagu Padamu Negeri pada jam terakhir karena ia telat. Dan pantangan baginya untuk membolos. Satu lagi adalah Mahar, seorang pesuruh parut kelapa yang mempunyai bakat seni yang luar biasa. Mahar yang sering diremehkan oleh sahabat-sahabatnya justru memiliki imajinasi yang luar biasa, kreatifitas yang tinggi, dan tidak masuk akal. Ia menciptakan ide-ide yang luar biasa tentang seni. Ia yang telah mengangkat derajat sekolah kampung pada pelaksanaan karnaval 17 Agustus. Selain anggota Laskar Pelangi, ada juga tokoh yang berperan sebagai seorang guru yang mempunyai peranan penting dalam novel tersebut yakni Ibu Muslimah (Bu Mus) dan seorang kepala sekolah Pak Harfan.
Saya mendapatkan banyak sekali pelajaran dari novel yang sekarang ini sudah dibuat filmnya. Pelajaran yang sangat berharga bagi saya, saya merasa sangat malu sekali pada diri saya karena telah menyianyiakan waktu saya untuk menggapai cita-cita. Sekarang saya memperoleh pendidikan yang layak karena perjuangan orang tua dalam membiayai sekolah saya, sedangkan dalam kisah ini seorang anak yang geniuspun tidak dapat melanjutkan sekolah karena faktor biaya. Saya pergi ke sekolah dengan naik sepeda yang berjarak antara rumah sampai sekolah sekitar 5 km saja sudah mengeluh padahal seorang kuli kopra cilik harus menempuh jarak 80 km untuk mendapatkan ilmu. Novel yang memberiku motivasi untuk selalu berusaha dan berusaha dalam meraih cita-citaku, karena tanpa usaha dan do’a tidak akan tercapai semuanya. Dalam cerita inipun saya mendapatkan pelajaran agar kita tidak mudah putus asa dalam mengejar cita-cita kita.

Budayakan Bersepeda

Sekarang mucul trend baru di kalangan remaja yakni “kalo nggak naik sepeda motor berarti nggak keren”. Bisa kita lihat di sekitar kita para remaja kemana-mana naik sepeda motor. Beli gula di toko yang berjarak kurang dari 10 meter saja naik sepeda motor. Belum lagi kalau hari sabtu, wuih jalan-jalan raya penuh dengan pemuda-pemudi yang kebanyakan naik sepeda motor untuk sekedar nongkrong, bahkan menikmati malam minggu dengan pacar atau sahabat. Tidak salah memang jika kita sering memakai sepeda motor, tapi kita juga harus bisa menjaga lingkungan kita. Hubungan antara sepeda motor dan lingkungan sangat erat. Misalnya sepeda motor yang memproduksi asap knalpot dapat menyebabkan polusi udara. Mungkin kita pasti berfikir itu kan sepeda motor kita jadi terserah kita dong. Namun, apakah kita pernah berfikir sejenak akibat dari penggunaan sepeda motor?. Akibat dari penggunaan sepeda motor adalah membuat orang tua kita bekerja ekstra keras untuk memberi uang bensin khususnya buat yang masih sekolah, dan selain itu sepeda motor juga membuat polusi udara.
Kita pasti juga merasakan dampak dari banyaknya sepeda motor. Misalnya di Bojonegoro sendiri saat hari Jum’at di jalan Panglima Polim penuh dengan pengguna sepeda baik mulai dari anak sekolah sampai orang tua. Pengguna sepeda pancal tidak terlalu banyak dibandingkan pengguna sepeda motor. Perjalanan yang seharusnya lancar menjadi terhambat karena banyaknya pengguna sepeda dan orang-orang yang lewat. Bisa sampai lima bahkan sepuluh menit di jalan itu, karena semua pengguna jalan berjalan merayap. Dan belum ada polisi lalu lintas yang mengatur jalan.
Para pengguna sepeda pancalpun mulai bergeser dengan pengguna sepeda motor. Anak-anak sekolah yang naik sepeda pancal terkadang merasa malu karena tidak naik sepeda motor seperti teman-temannya yang lain kemana-mana tinggal tancap gas sedangkan yang naik sepeda pancal harus mengayuh sepedanya terlebih dahulu. Padahal jika kita berfikir sepeda pancal banyak sekali memberikan manfaat. Sepeda pancal tidak membuat kantong kita kering karena tidak usah memakai bensin dimana yang sekarang ini bensin mulai langka. Sepeda pancalpun sangat ramah lingkungan karena tidak menyebabkan polusi udara. Manfaat yang lain adalah dengan kita naik sepeda pancal setiap hari bisa menjadikan tubuh sehat. Karena dengan sepeda pancal kita bisa mengeluarkan keringat sekaligus berolahraga. Namun, tidak dapat dipungkiri sepeda motor juga sangat penting bagi kehidupan kita. Tergantung kita bisa mengatur penggunaan antara sepeda motor dengan sepeda pancal agar kita bisa lebih menyayangi tubuh dan lingkungan kita.

Senin, 08 Desember 2008

Bumi Menangis

Bumi adalah tempat tinggal makhluk hidup. Baik manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua makhluk hidup mempunyai peranan untuk menjaga bumi. Dimana bumi harus dijaga karena jika tidak semua yang ada di bumi akan mengalami kerusakan-kerusakan. Namun, apa yang terjadi sekarang bumi menangis karena bumi telah rusak. Hal ini disebabkan karena ulah manusia yang tidak dapat menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya. Manusia memang mempunyai peranan yang lebih penting dibandingkan hewan dan tumbuhan. Karena manusia yang dapat mengolah semua yang ada di bumi. Dulu saat melihat benua-benua dari atas udara yang terlihat adalah hutan-hutan yang lebat nan hijau dan laut yang biru dan bersih. Namun, sekarang hutan-hutan gundul, dan air laut yang tercemar oleh zat-zat kimia yang dapat membuat air menjadi kotor dan bisa membuat ikan-ikan mati.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat justru membawa dampak negative. Pabrik-pabrik besar banyak yang berdiri. Dan beberapa pabrik ada yang memiliki cerobong asap yang sudah jelas membuat polusi udara. Selain itu banyaknya para pengguna sepeda motor dan mobil yang juga menambah polusi udara makin tinggi. Orang-orang yang makin tidak perduli pada lingkungan, dengan seenak hatinya membuang sampah dimana-mana. Bencana-bancana alam pun semakin menjadi-jadi. Mulai dari banjir, tanah longsor, angin puting beliung, sampai tsunami. Kalau sudah terjadi bencana alam yang disalahkan pemerintahnya. Padahal itu semua terjadi karena perbuatan manusia itu sendiri yang tidak menjaga lingkungannya.
Bagaimana dengan anak cucu kita jika kita terus menerus merusak bumi?. Jangan kita selalu berfikir untuk diri kita dan untuk sekarang saja tapi pikirkan untuk waktu yang akan datang juga. Jika kita mencemari air, maka esok kita dapatkan air dari mana, karena air juga bisa habis. Tanah-tanah menjadi kering sehingga tidak dapat ditanami apapun. Lalu bagaimana kita bisa memperoleh makanan?. Jangan egois, mementingkan diri sendiri apalagi orang-orang yang mempunyai jabatan tinggi. Dengan seenaknya menebang pohon tanpa memikirkan akibatnya karena hanya untuk mendapatkan uang.
Semua berawal dari diri kita sendiri. Jika kita mau membuang sampah pada tempatnya, dapat menjaga lingkungan sekitar, dan tidak menggunakan sumber daya alam secara berlebihan. Memang tidaklah mudah melakukan itu semua. Namun, jika kita memikirkan untuk ke depan maka kita akan senantiasa selalu melakukan yang terbaik. Semoga saja semua yang terjadi sekarang menjadi pengalaman yang berharga bagi kita semua dan kita bisa merubah kebiasaan buruk kita demi masa depan kita.