Rabu, 10 Desember 2008

LasKar PelanGi

Sepanjang saya membaca novel baru kali saya menemukan novel yang sangat unik. Novel yang bisa membuat para pembacanya terbius dengan keindahan tulisannya. Cerita yang ada di balik novel ini juga sangat menarik bukan lagi menyangkut masalah anak muda tapi mengangkat kisah tentang perjuangan sebelas anak Belitong dalam menggapai cita-citanya. Andrea Hirata adalah pengarang dari novel yang mendapatkan gelar best seller ini. Dia adalah mahasiswa lulusan Universitas Indonesia jurusan ekonomi. Lewat tangan pemuda yang pernah mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk study master of science di Universite de Paris, Sorbonne. Prancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom inilah lahir novel yang berjudul “Laskar Pelangi”. Ia menulis novel ini untuk dipersembahkan kepada gurunya Ibu Muslimah Hafsari dan Bapak Harfan Effendy Noor, serta sepuluh sahabat masa kecilnya para anggota Laskar Pelangi. Novel yang sekarang lagi hangat-hangatnya dibicarakan masyarakat karena keindahan cerita yang diangkat adalah cerita kehidupan Andrea Hirata saat ia masuk sekolah dasar sampai mendapatkan pekerjaan dan juga cerita tentang sahabat-sahabatnya.
Laskar Pelangi sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan sebelas anak Belitong dalam menggapai cita-citanya. Sebelas anak tersebut adalah Ikal, Lintang, Mahar, A-Kiong, Syahdan, Sahara, Trapani, Kucai, Harun, Borek, dan Flo. Mereka mempunyai karakter yang berbeda-beda dan sangat menarik. Misalnya Lintang seorang kuli kopra cilik yang genius dan ia harus bersepeda pulang-pergi dari rumahnya menuju sekolah yang berjarak 80 km untuk mendapatkan ilmu. Terkadang ia hanya bisa menyanyikan lagu Padamu Negeri pada jam terakhir karena ia telat. Dan pantangan baginya untuk membolos. Satu lagi adalah Mahar, seorang pesuruh parut kelapa yang mempunyai bakat seni yang luar biasa. Mahar yang sering diremehkan oleh sahabat-sahabatnya justru memiliki imajinasi yang luar biasa, kreatifitas yang tinggi, dan tidak masuk akal. Ia menciptakan ide-ide yang luar biasa tentang seni. Ia yang telah mengangkat derajat sekolah kampung pada pelaksanaan karnaval 17 Agustus. Selain anggota Laskar Pelangi, ada juga tokoh yang berperan sebagai seorang guru yang mempunyai peranan penting dalam novel tersebut yakni Ibu Muslimah (Bu Mus) dan seorang kepala sekolah Pak Harfan.
Saya mendapatkan banyak sekali pelajaran dari novel yang sekarang ini sudah dibuat filmnya. Pelajaran yang sangat berharga bagi saya, saya merasa sangat malu sekali pada diri saya karena telah menyianyiakan waktu saya untuk menggapai cita-cita. Sekarang saya memperoleh pendidikan yang layak karena perjuangan orang tua dalam membiayai sekolah saya, sedangkan dalam kisah ini seorang anak yang geniuspun tidak dapat melanjutkan sekolah karena faktor biaya. Saya pergi ke sekolah dengan naik sepeda yang berjarak antara rumah sampai sekolah sekitar 5 km saja sudah mengeluh padahal seorang kuli kopra cilik harus menempuh jarak 80 km untuk mendapatkan ilmu. Novel yang memberiku motivasi untuk selalu berusaha dan berusaha dalam meraih cita-citaku, karena tanpa usaha dan do’a tidak akan tercapai semuanya. Dalam cerita inipun saya mendapatkan pelajaran agar kita tidak mudah putus asa dalam mengejar cita-cita kita.

Tidak ada komentar: